Jumat, 18 Oktober 2013

Mampukah Aku Mewujudkan Impianku ?


Alila Angeliana, gadis berparas ayu berusia tujuh belas tahun. Dia merupakan putri tertua yang tinggal bersama mama, nenek, dan kedua adiknya. Sayangnya dia sekarang menjadi anak yatim yang telah ditinggal pergi ayahnya setahun yang lalu. Ayahnya meninggal bunuh diri karena dia tidak kuat dengan hidupnya di dunia. Dia mengalami kebangkrutan dan menjadi pengangguran. Selain itu ia juga mengalami tekanan karena kewajibannya yang harus menghidupi ibu serta keluarganya. Dia putus asa menghadapi semua itu sehingga ia mengalami depresi yang membuatnya memutuskan untuk meninggalkan dunia. Kini dia dan ibunyalah yang harus bekerja menanggung beban kehidupan untuk mencukupi segala kebutuhan keluarganya.

...........

New York, kota ini mengajarkan aku untuk menjadi mandiri, mengajarkan aku untuk memenuhi tanggung jawabku, mengajarkan aku untuk menghadapi hidup, tapi tidak bisa mengajarkan aku untuk mencintai. Kemana waktu itu ? setiap kali aku mengamati kota ini dari jauh, saya merasa lebih dekat dengan papa. Setiap saya merindukannya, saya datang ke sini, Central Park. Aku Alila Angeliana dan ini adalah kisahku .
Mamaku Tia, setelah papa meningggal dunia tanggungjawab seluruh keluarga jatuh padanya, tetapi ia tidak pernah membiarkan kami untuk merasakan beban penderitaannya.
            “Saya mengerti Pak Marco, tetapi coba pahami masalah saya. Saya harus melakukan pinjaman. Restoran saya memang menjadi pusat penghasilan saya tetapi di sekitar restoran saya juga terdapat kompetisi sehingga restoran saya sepi pengunjung”.  “Terima kasih” ucap Tia dari seberang telepon rumahnya.
            “Aku pulang” , ucap Alila sambil menutup pintu.
            “Dari mana kamu ?”, tanya Tia.
            “Central Park”, jawab Alila.
            “Central Park ? mengapa ?”, tanya Tia.
            “Untuk menemui seseorang”, sahut Alila.
            “Siapa ?”, tanya Tia.
            “Menemui pacar. Apakah mama menangis ?”, tanya Alila.
            “Tidak !. Kamu yang menangis.”, jawab Tia.
            “Tidak, Ma!.”, jawab Alila.
Setiap hari aku dan mama saling berbohong satu sama lain untuk menutupi masalah yang membuat kita menangis. Saudaraku Leon cacat. Dia tidak bisa bermain basket seperti anak-anak lain tetapi dia bisa sangat menjengkelkan seperti anak laki-laki lain. Nenek sayang pada Leon, tetapi tidak pada Gia. Dia sangat membenci Gia. Gia diadopsi oleh Tia, mungkin itu sebabnya nenek tidak menganggap Gia sebagai cucunya. Tiga hal yang diinginkan oleh nenek, yaitu terus menyalahkan Tia atas kematian anaknya yang bunuh diri, ingin aku menikah dengan orang pilihannya, dan menginginkan mamaku meninggal. Satu hal yang tidak aku inginkan, yaitu menikah. Hingga nenek selalu berusaha mencarikan aku seorang laki-laki dan aku harus memilihnya.
Pagiku dimulai dengan cara yang sama seperti setiap harinya. Mama bertengkar dengan nenek yang diikuti dengan pemogokkan marahku dan kemudian mendengarkan obrolan teman kampus sekaligus tetangga saya, Lana.
            “Ya Tuhan, hari ini hujan. Aku benci hujan.”, Alila mendengus kesal.

..........
Saat ini aku duduk di bangku kelas tiga di salah satu SMA di New York. Walaupun aku mengalami cobaan seperti ini dalam keluargaku tapi aku tak akan menyerah.  Aku tak ingin menjadi seperti ayahku. Setiap hari selain bersekolah aku juga bekerja untuk membantu mamaku. Karena aku mersa hasil dari membuka restaurant kecil tidak akan cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Aku membantu menjual makanan yang mama buat di sekolah. Tapi ketika makanan itu sisa, sepulang sekolah aku pun menjualnya keliling. Terkadang aku merasa rindu akan hidupku yang dulu. Andai ayah masih ada di dunia ini pasti kami akan bahagia.
Aku pun sama seperti gadis remaja yang sebaya denganku. Hanya gadis biasa yang tak ada istimewanya sama sekali. Bahkan hinaan dari orang lain pun sering aku dengar. Namun tak pernah aku pedulikan. Sama seperti anak sekolah yang lain aku pun memiliki sebuah cita-cita. Keinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi nantinya setelah lulus dari SMA. Aku tak peduli di saat teman-teman mengolok-olok aku menganggap impianku terlalu tinggi dan sangat tidak mungkin terjadi. Aku hanya berusaha dan berdoa karena aku percaya Tuhan akan membantu kita ketika kita mau bersungguh-sungguh dalam usaha. Itulah yang menjadi pemahamanku sebagai motivasi diriku untuk tetap semangat dan pantang menyerah.

.............

Ferdian Ferdinandi, dia adalah sahabatku. Tinggal sendirian di kota New York dan ia telah membuat kemajuan dalam pekerjaannya selama tiga tahun ini. Saya telah belajar dengan dia selama satu tahun di MBA. Dia memiliki buku harian kecil berwarna hitam . Aku ingin tahu apa yang Ferdian tulis dalam buku hariannya itu. Aku pernah bertanya tentang itu, tetapi dia tak memberi tahunya. Ketika aku bertemu pertama kali dengan dia, aku tidak menyukainya sama sekali. Tapi hari ini dia temanku, seorang teman yang sangat dekat. Pada dasarnya dia seorang laki-laki yang baik dan aku dapat menjamin itu. Kau tahu mengapa ? Aku lupa tentang semua masalah keluargaku ketika aku bertemu dengannya.
“Tuhan, jika engkau mendengarkan harap bawa cahaya dalam kegelapan ini, sebuah kedamaian kecil.”, sebuah kata yang ku ucapkan dalam doaku malam ini.
            Hari ini, di kota New York cuaca memang sedang tidak bersahabat. Dinginnya malam pun menyelimuti tubuhku. Esoknya tiba-tiba musim berubah, tidak ada yang tahu bagaimana menyingkirkan awan suram itu dan matahari tersenyum pada kita semua.

……….

            Sementara itu, Dani Mardian datang dalam lingkungan keluarga kami. Tetangga baru yang ikut campur tangan karena melihat kesedihan keluarga kami. Saat itu pula, pertama kali ku melihatnya ku merasa tak suka padanya karena sikapnya yang ikut campur. Tak hanya perubahan dalam keluargaku, tetapi perubahan dalam lingkungan sekitar rumah kami yang semula membosankan menjadi menyenangkan sejak kehadirannya.
            “Mengapa Anda tertawa? Saya tidak percaya ini lucu.” , Alila mendengus kesal.
            “Normal orang menemukan situasi lucu seperti ini. Apakah Anda mencoba untuk mengatakan bahwa aku tidak normal?”, jawab Dani.
            “ Menurut saya anda memang tidak normal. Sejak pagi Anda telah bersikap seperti kamu sudah mengenal kami selama bertahun-tahun. Apa yang terjadi ? Ada masalah ?”, Alila pun kembali bertanya.
            “Masalah ? Ya, mengapa kamu merasa bahwa beban seluruh dunia ada di bahu kamu. Siapakah kamu ? Apa gunanya berdoa kepada Tuhan bila kamu tidak tahu bagaimana menghargai kehidupan yang telah diberikan.”, jawab Dani tak mau kalah.
            “Apa yang kamu ketahui tentang kehidupan saya ?.”, ucap Alila.
            “Tidak banyak, tapi cukup untuk mengatakan bahwa di mata kamu mungkin kamu tidak mempunyai banyak. Tetapi lihatlah hidup kamu melalui mata orang lain dan kamu akan tahu bahwa kamu memiliki banyak kehidupan. Aku akan mengajarkan kamu untuk tersenyum, tapi oh Tuhan, kamu sangat sulit tersenyum dan kamu perlu untuk berlatih agar senyum itu dapat kembali.”, kata Dani.
            “Lupakan. Aku minta maaf aku tidak bisa.”, jawab Alila yang kemudian sembari meninggalkan Dani.
Aku terus berpikir sepanjang malam. Apakah aku benar-benar lupa cara untuk tersenyum ?.

……….

Malam itu, dimana Alila, Dani, dan Ferdian keluar bersama dan Dani menggandeng mereka berdua. Tiba-tiba Alila sedih, dia teringat saat papanya menggandeng tangannya setiap pergi ke sekolah dulu seperti yang dilakukan Dani saat ini.
            “Aku sangat rindu papa. Aku tidak tahu mengapa dia meninggalkan kami dan pergi. Aku merindukannya”, ucap Alila sedih.
            “Dengar Alila, kamu tidak terlihat manis ketika kamu menangis. Kau tampak baik saat marah. Setiap kamu merindukan papamu, pikirkan aku maka kau akan marah. Aku benar-benar seperti kamu. Hariku tak lengkap sampai aku bisa bertemu dengan ayahku.”, kata Ferdian sembari menghibur Alila yang menangis tiba-tiba karena merindukan papanya.
Alila melepaskan pegangan tangannya dari Dani dan menggandeng tangan Ferdian sembari berjalan pulang meninggalkan Dani yang tertinggal di belakang. Tetapi saat itu juga, Dani merasa bahagia bisa melihat sekilas senyum di bibir Alila malam itu.

……….

            “Kamu?.”, kata Alila.
            “Kamu?. Apa yang kamu lakukan di sini?. Kemanapun aku pergi kamu mengikuti aku. Tolong tinggalkan aku sendiri. Alila, maaf aku hanya bercanda. Dengar, Aku ingin mengatakan sesuatu kepada kamu.”, kata Dani.
            “Aku tidak ingin mendengarkan apapun.”, jawab Alila ketus.
            “Kemarin malam, untuk pertama kalinya aku merasa bahwa kamu seperti semua gadis-gadis yang lain. Tapi untuk beberapa alasan, kamu ingin menyembunyikan gadis yang ada dalam dirimu. Satu hal lagi, dimanapun dia, papa kamu memandangi kamu, kamu marah, kamu sedih, dia mengawasi semua dan mungkin dia juga menangis dengan kamu. Sekarang kamu tidak bisa menghapus air matanya dari sini, namun kamu dapat menghentikan itu dengan tersenyum dan tertawa. Dengan lesung pipi yang kamu punya.”, ucap Dani.
Sihir Dani telah tersebar di seluruh penjuru keluargaku. Mereka semua mulai menyayangi Dani. Apakah Dani adalah malaikat yang di kirim Tuhan pada keluarga kami ? Seperti yang mama bilang pada Leon dan Gia. Entahlah, namun bagiku, aku mulai tersenyum. Aku telah belajar untuk tersenyum yang menurutku itu menakutkan. Begitu banyak kebahagiaan dan bagaimanapun kesedihan itu hanyalah sebuah tikungan.

..........

Suatu hari ketika aku pulang sekolah, aku melihat seorang nenek jatuh terserempet mobil. Aku pun berlari berusaha menolongnya. Sambil berteriak sekuat tenaga meminta pertolongan orang sekitar, aku berusaha menyadarkan nenek yang pingsan itu. Aku ikut mengantarkan nenek itu yang di bawa oleh ambulan. Aku merasa kasian perempuan setua dia harus berjalan sendirian. Tak kuasa aku membayangkan bila orang yang terserempet itu adalah nenekku sendiri.
Sesampainya di rumah sakit terdekat, nenek itu langsung di bawa ke ruang ICU untuk ditangani oleh dokter dan aku hanya bisa diam sembari mendoakan nenek itu agar tidak terjadi apa-apa padanya. Tak lama kemudian ada seorang pria berusia sekitar empat puluhan yang tiba-tiba datang menghampiriku. Aku pun terkejut dan terbangun dari lamunanku mendengar suara pria itu menyapa diriku. Sepertinya dia juga sedikit terkejut melihatku masih memakai seragam yang berlumur darah sembari membawa sisa jualanku sepulang sekolah tadi.
            “Hai nak, saya Pak Aryan putra dari nenek yang kamu tolong tadi siang. Dia ibuku.”, ucap Pak Aryan sembari mengulurkan tangannya.
            “Saya Alila, Pak. Syukur Bapak segera datang.”, sahut Alila dengan membalas jabat tangan dari Pak Aryan.
            “Terima kasih, Nak, kamu sudah mau menolong ibu saya. Maafkan saya karena saya terlalu sibuk bekerja di kantor sehingga saya kurang memperhatikan ibu saya. Saya tidak tahu kalau siang tadi dia keluar rumah sendirian.”, lanjut Pak Aryan.
            “Tidak apa-apa, Pak, saya senang bisa menolong ibu Bapak.” Jawab Alila.
            Pak Aryan mengajak Alila untuk makan siang sembari meneruskan perbincangan mereka. Pak Aryan penasaran dengan Alila dan ingin mengetahui siapa Alila sebenarnya. Dia ingin melakukan sesuatu sebagai rasa terima kasih untuk Alila yang telah menyelamatkan nyawa ibunya. Setelah lama berbincang, akhirnya Pak Aryan mengetahui siapa Alila sebenarnya. Alila telah bercerita banyak tentang keluarganya, kehidupannya, sekolahnya, dan cita-citanya. Mendengar cerita Alila, Par Aryan merasa iba. Ia ingin sekali menolong meringankan beban Alila. Dia ingin mewujudkan cita-cita Alila sebagai balas budi kebaikan anak tersebut.
            “Alila, kamu adalah anak yang sangat baik. Wujudkan cita-citamu biar saya yang membiayai seluruh keperluan masa depanmu. Jadilah anak yang sukses mulia dengan akhlak baikmu.”, kata Pak Aryan.

............

Restoran Tia mulai mengalami kemunduran. Hampir setiap hari tempat itu sepi pengunjung. Dua bulan ke depan mereka harus meninggalkan kota ini karena tagihan hutang yang belum sempat di bayar. Saat itu juga Dani berada di restoran mereka. Ia mendengarkan keluhan Tia dan ia mulai berfikir. Mencoba membantu menghidupkan kembali keuangan mereka. Akhirnya Dani pun menjelaskan maksud rencananya. Ia mendorong keluarga Alila untuk mencoba merubah menu makanan yang mereka sajikan dimana menu yang akan dipilih adalah menu tradisional negara asal yang tidak ada di New York. Mereka pun setuju dan menu tersebut diganti dengan menu negara asal mereka, yaitu menu masakan Indonesia. Satu per satu pengunjung pun mulai berdatangan untuk mencoba makanan di restoran itu. Akhirnya usaha mereka berhasil. Berkat bantuan Dani dan kerja sama keluarga Alila, restoran tersebut dapat bertahan. Kini hidup mereka berangsur-angsur semakin baik.

...............

Setelah menempuh ujian sekolah di kelas 3 SMA, akhirnya dia dapat mewujudkan cita-citanya untuk meneruskan belajarnya di perguruan tinggi terkemuka di New York tanpa biaya. Dia berhasil mendapatkan nilai tertinggi di sekolahnya dan sekarang dia telah duduk di bangku kuliah jurusan Chemical Engineering. Hidupnya dan kondisi perekonomian keluarganya kini berangsur membaik. Alila dapat mewujudkan cita-citanya berkat usaha kerasnya. Bekerja, belajar, berdoa, dan menolong orang lain adalah kunci keberhasilannya. Dia berterima kasih kepada kedua sahabatnya Ferdian dan Dani karena mereka telah membantu Alila dan ibunya selama ini. Alila juga berharap ayahnya akan tersenyum bahagia melihat dia yang kini berhasil mewujudkan cita-citanya. Dia tidak akan berhenti berusaha dan akan terus berusaha untuk mewujudkan impian Alila lainnya.

***


Sudut-Sudut Berelasi


Sudut – sudut berelasi dengan sudut α adalah sudut – sudut yang besarnya ( 90 ± α ),
( 180 ± α ), ( 270 ± α ), ( 360 ± α ), dan ( - α ) .

a. Rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( 90 - α )
   1. sin ( 90 - α ) = cos α                                 4. cot ( 90 - α )     =    tan α
   2. cos ( 90 - α ) = sin α                                 5. sec ( 90 - α )     = cosec α
   3. tan ( 90 - α ) = cot α                                 6. cosec ( 90 - α ) =    sec α

b. Rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( 90 + α )
   1. sin ( 90 + α ) =    cos α                             4. cot ( 90 + α )    =     - tan α
   2. cos ( 90 + α ) =  - sin α                            5. sec ( 90 + α )    = - cosec α
   3. tan ( 90 + α ) =  - cot α                            6. cosec ( 90 + α ) =      sec α

c. Rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( 180 - α )
   1. sin ( 180 - α ) =    sin α                            4. cot ( 180 - α )     =   - cot α
   2. cos ( 180 - α ) = - cos α                          5. sec ( 180 - α )    =   - sec α
   3. tan ( 180 - α ) = - tan α                            6. cosec ( 180 - α ) = cosec α

d. Rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( 180 + α )
   1. sin ( 180 + α ) =  - sin α                            4. cot ( 180 + α )     =       cot α
   2. cos ( 180 + α ) = - cos α                           5. sec ( 180 + α )     =     - sec α
   3. tan ( 180 + α ) =   tan α                             6. cosec ( 180 + α ) = - cosec α

e. Rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( 270 - α )
   1. sin ( 270 - α ) =  - cos α                            4. cot ( 270 - α )     =      tan α
   2. cos ( 270 - α ) = - sin α                             5. sec ( 270 - α )    = - cosec α
   3. tan ( 270 - α ) =   cot α                             6. cosec ( 270 - α ) =    - sec α

f. Rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( 270 + α )
   1. sin ( 270 + α ) =  - cos α                          4. cot ( 270 + α )    =  - tan α
   2. cos ( 270 + α ) =    sin α                           5. sec ( 270 + α )    = cosec α
   3. tan ( 270 + α ) =  - cot α                          6. cosec ( 270 + α ) = - sec α

g. Rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( n . 360 - α )
   1. sin( n . 360 - α ) = sin( - α )= - sin α      4. cot ( n . 360 - α )= cot ( - α )  =     - cot α
   2. cos( n . 360 - α )= cos( - α )=  cos α     5. sec ( n . 360 - α )= sec ( - α )  =       sec α
   3. tan( n . 360 - α )= tan( - α )= - tan α      6. cosec(n . 360)= cosec( - α )= -cosec α

h. Rumus perbandingan trigonometri untuk sudut ( n . 360 + α )
   1. sin ( n . 360 + α )  =  sin α                       4. cot ( n . 360 + α )     =     cot α
   2. cos ( n . 360 + α ) =  cos α                      5. sec ( n . 360 + α )     =     sec α
   3. tan ( n . 360 + α ) =  tan α                       6. cosec ( n . 360 + α ) = cosec α

i. Rumus perbandingan trigonometri untuk sudut negatif ( - α )
   1. sin ( - α ) = - sin α                                    4. cot ( - α )     =     - cot α
   2. cos ( - α ) =   cos α                                   5. sec ( - α )     =       sec α
   3. tan ( - α ) = - tan α                                    6. cosec ( - α ) = - cosec α













Gaya Bahasa atau Majas


A.    Gaya Bahasa Perbandingan
1.       Metafora
Gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda yang lain . Kedua benda yang dibandingkan itu mempunyai sifat yang sama .
Contoh :
Sekarang ia menjadi sampah masyarakat
2.       Personifikasi
Gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati seolah-olah seperti makhluk hidup . Benda itu seakan dapat bertindak, berbuat, atau berbicara seperti manusia .
Contoh :
Dengan gelojohnya kereta api itu makan bantalan kayu yang ada di bawahnya .
3.       Litotes
Gaya bahasa yang mempergunakan kata yang berlawanan artinya bermaksud untuk merendahkan diri .
Contoh :
Jika ada waktu singgahlah ke gubuk kami .
4.       Hiperbola
Gaya bahasa yang menggunakan keterangan yang berlebih-lebihan .
Contoh :
Untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari, ia terpaksa membanting tulang dan memeras keringatnya .

B.     Gaya Bahasa Penegasan
1.       Repetisi
Gaya bahasa yang mengulang kata yang dipakai untuk menegaskan artinya .
Contoh :
Selama darahku masih mengalir, selama jantungku masih berdebar, dan selama napasku masih berhembus, aku tak akan berhenti untuk menegakkan keadilan .
2.       Klimaks
Gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut semakin lama semakin meningkat .
Contoh :
Tidak hanya seratus atau seribu orang, berpuluh ribu orang memadati stadion itu .
3.       Antiklimaks
Gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut semakin lama semakin menurun .
Contoh :
Neneknya, ibunya, anaknya, bahkan cucunya menyukai teh wangi .

C.     Gaya Bahasa Pertentangan
Paradoks
Gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun sesungguhnya tidak karena objek yang dikemukakan berlainan .
Contoh :
Dia besar tetapi nyalinya kecil .

D.      Gaya Bahasa Sindiran
1.       Ironi
Gaya bahasa sindiran yang mengatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya .
Contoh :
Wah, rajin benar kau hari ini, baru pukul 08.00 sudah datang .
2.       Sinisme
Gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari ironi .
Contoh :
Harum benar baumu pagi ini .